
Satiyah, dan ratusan orang TKW-TKI yang terancam hukuman mati, adalah bagian tak terpisahkan dari kezhaliman pemerintah Indonesia yang tidak pernah mampu meningkatkan hartkat dan martabat WNI di manapun mereka berada.
1. Di dalam negeri, WNI dihantui persaingan TIPU-TIPU memperebutkan lapangan pekerjaan. Padahal lapangan pekerjaan sangat nihil. Delapan ratus ribu lowongan pekerjaan, diperebutkan 3-8 juta calon tenaga kerja baru.
2. Sedang yang wiraswasta dikejar-kejar PAJAK dari segala sisi. Pajak bahan baku, pajak produksi, pajak pembelian, pajak pertambahan nilai, pajak distribusi, retribusi, hingga pajak restoran. Naifnya, pajak-pajak ini pun tidak pernah ada LAPORAN jujur terhadap rakyatnya.
3. Akhirnya segmen yang paling empuk adalah menjadi birokrat/PNS/TNI/Polri. Segmen ini pun diperebutkan. Dari 60.000 lowongan diperebutkan 2 juta orang. Ya ujung-ujungnya adalah: SUAP, SOGOK, dan RISYWAH! Orang-orang inilah yang dikemudian hari;
=> Saat menjadi anggota TNI, ia gadaikan kedaulatan NKRI demi "penghargaan" dari pihak asing. Tentu hal ini kita SST deh!
=> Ketika jadi anggota POLRI-JAKSA, ia jual harga diri KORPS penegak hukum demi "harga" yang kita SST deh!
=> Saat jadi PNS di semua level dan jenis pekerjaan, kita pun paham; Tak ada fulus urusan WEDUSSS! Demi FULUS ia tebar MODUS!
Nah giliran yang mencari rezeki di LUAR NEGERI, mereka hanay diberi gelar pahlawan DEVISA. Ya, 83 T devisa Indonesia dari Pejuang Devisa di LN. Tapi apa sikap pemerintah (IMIGRASI, POLISI, JAKSA, PNS) saat mereka berangkat dan pulang? Tentu kita SST => TKI-TKW jadi SAPI PERAH!
Kalau ada kasus di LN, KBRI bukan membela, malah kongkalingkong dengan WN tempat ia bekerja! Perhatian Kedubes-Konjen dan staffnya sangat kalah jauh dengan perhawtian pejabat Filiphina kepada para buruh migrannya.
Jadi Ribuan SATIYAH akan terus dikorbankan. Karena NKRI tidak mampu menyisihkan 25 Milyar Diyat dari 83 TRILIYUN devisa. Wah belum lagi kalau pake UANG HAJI dan UMROH!
Jadi, ke depan; TUGAS Presiden+Parlemen adalah;
1. Berlakukan PENSIUN DINI untuk rezim di birokrasi saat ini!
2. Persingkat usia PENSIUN TNI/POLRI/PNS/JAKSA menjadi 45 tahun saja.
3. Adakan khusus Menteri TKI
4. Kelola dana PAJAK/HAJI/UmROH dan SDA dengan benar.
Saya yakin, Indonesia sejahtera bukan hanya mimpi. Lupakan Khilafah yang sekedar numpang nempel di Spanduk!
catatan: foto ilustrasi