Tapi sekarang aku sudah sadar bahwa aku salah. Ternyata analogiku itu
cacat dan salah. Nyatanya kita memang tidak perlu pacaran. Dalam tulisan
ini aku akan jelaskan kenapa tiba-tiba aku bisa beralih dari seorang
yang pro pacaran menjadi kontra.
CINTA BISA DATANG TIBA-TIBA
Kalian yang perempuan pasti lebih memahami tentang ini. Pernah nggak
kamu nerima seorang cowok yang nembak kamu? Padahal waktu itu kamu belum
ada rasa apa-apa sama dia. Pasti pernah kan?
Berbeda dengan cowok yang jelas batas suka dan tidak sukanya, cewek
biasanya masih mau mencoba dan melihat apakah cowok yang menembaknya ini
akhirnya bisa memenangkan hatinya atau tidak. Cewek-cewek ini sangat
tahu, jika mereka cukup sabar menunggu mungkin cinta akan bisa hadir di
hatinya. Sementara laki-laki lebih sulit mengubah perasaannya pada
seorang perempuan.
Tidak ada masalah dengan semua itu, memang begitulah kodrat laki-laki
dan perempuan. Laki-laki memilih dan memanah sementara perempuan
menerima dan mencari sisi positif. Itu sebabnya laki-laki melamar dan
perempuan yang dilamar.
Kembali ke cerita cewek yang baru jadian tadi, seiring dengan
berjalannya waktu, entah bagaimana tiba-tiba cinta itu muncul dalam
hatinya. Kalau jauh kangen, kalau dekat pingin dijitakin. Waduh pokoknya
kisah cinta klasik lah. Padahal awalnya gak ada rasa apa-apa lho, sama
sekali. Tapi entah kenapa tiba-tiba ada saja satu sisi yang bisa ia
cintai dari laki-laki ingusan yang gak pandai godain cewek ini.
Sadar atau tidak hal yang sama juga terjadi padamu. Coba ingat-ingat
ketika pertama kali kalian jatuh mencintai pacar kalian, kalian pasti
mencintainya untuk suatu alasan. Mungkin dari cara dia jalan, mungkin
dari cara dia minta es batu dari tehmu, mungkin dari kepolosan wajahnya
waktu mau minjem duit, atau kebodohan-kebodohan lainnya yang bisa kalian
bayangkan sendiri. Kalian gak lagi ingat dulu kejelekannya yang dulu
kali benci, yang kalian tahu cuma satu, pokoknya sekarang kalian jatuh
cinta padanya dan tak ingin kehilangan dia selama-lamanya, titik. Dari
situ saja sebenarnya aku sudah berhasil menunjukkan kalau ternyata cinta
bisa datang karena terbiasa.
Tapi mungkin saja kalian yang baca catatanku sekarang ini bukan jenis
orang yang rajin gonta-ganti pacar. Mungkin dari dulu pacar kalian cuma
satu, walaupun putus nyambung. Tapi coba deh ingat-ingat lagi, pasti ada
saat-saat dimana kalian harus bertarung dengan diri kalian sendiri
untuk menjaga supaya tidak jatuh cinta pada laki-laki lain.
Kamu yang setia sekalipun pasti tetap senang juga jika seorang laki-laki
coklat keren tampan berbadan tegap lewat di depan kalian. Kita juga
tidak bisa memungkiri akan senang pada orang yang pandai bergaul dan
memperlakukan orang lain. Hanya saja...
Hanya saja kamu memilih untuk setia dan tidak membuka celah untuk
mengenal orang itu lebih dalam lagi. Kamu tidak memberinya kesempatan
untuk sms atau menelpon, kamu juga tidak ingin berjumpa dengannya
terlalu sering karena dalam hati kita tahu: jika kamu melakukan itu
semua, bisa-bisa cinta tumbuh diantara kau dan dia, dan pastinya itu
akan menjadi duri bagi pacarmu yang sekarang. Hayoo ngaku saja...
Coba ingat-ingat lagi saat pacarmu harus berada di tempat yang jauh.
Tidak peduli seberapa pun setianya pacarmu itu, walaupun sedikit pasti
ada rasa khawatir yang membayangi hatimu. Kamu bukan takut ia akan
selingkuh atau semacamnya, yang kamu takutkan adalah jika suatu
kesempatan tidak sengaja telah mempertemukan mereka, dan saat mereka
berdua telah terbiasa, cinta tumbuh diantaranya, mengganggu hubungan
kalian berdua.
Nah, kalau memang itulah yang selama ini kita takutkan saat jauh dari
pacar, buat apa kita mempertanyakan hubungan orang yang menikah tanpa
dasar cinta? Kalian kan tahu sendiri, bahwa cinta bisa datang tiba-tiba.
Kalau kalian tidak tahu, lantas kenapa kalian cemburu waktu pacar
kalian terlalu sering jalan dengan ‘sahabat’ lawan jenisnya? Kalau
kalian tidak yakin bahwa cinta bisa datang karena terlalu lama bersama,
lalu kenapa kalian mewajibkannya lapor tiap makan, lapor tiap pergi, dan
lapor tiap malam kayak tamu komplek yang harus selalu lapor minimal
1x24 jam?
Kalian berbuat begitu karena dalam hati kalian tahu, cinta itu datangnya
dari mata turun ke hati. Tidak peduli mau ganteng atau jelek, nggak
peduli mau ada pacarnya atau nggak, siapapun yang terlalu sering
bersama, sesering seorang bos sama sekretarisnya pasti lama-lama jatuh
cinta juga. (Hati-hati aja deh, buat yang punya pasangan yang sering di
luar)
Coba kamu bayangin, seandainya diluar sana tiap hari pacar kamu duduk
dan jalan bersama seorang cewek yang dia sebut sahabatnya. Mungkin
pacarmu itu setia tapi gimana dengan sahabatnya? Kalau aku sih takut
lama-lama dia jatuh cinta juga. Belum lagi jika kesempatan datang pas
mereka cuma berdua. Apa kamu yakin pacar kamu akan tahan dengan godaan
sahabatnya yang udah dibawah kendali setan? Uihh,, jangan sampe deh..
Paham kan? Jadi kenapa harus takut untuk menikah tanpa pacaran? Toh,
suatu saat pasti cinta juga kok. (Sekarang satu kekhawatiran terbesar
kalian sudah hilang) Itu semua sesuai dengan kata orang-orang tua dulu
...
WETING TRESNO JALARAN SOKO KULINO Cinta datang karena telah terbiasa bersama.
Tidak heran kalau orang-orang tua dulu mudah saja menikahkan anaknya
tanpa persetujuan si anak terlebih dahulu. Itu mereka lakukan karena
mereka sudah mengalami dan mengerti benar bahwa rasa suka bisa datang
karena terbiasa bersama. Kata orang-orang tua dulu, anak jaman sekarang
ini terlalu banyak nonton film.
Film-film jaman sekarang menceritakan seolah-olah cinta adalah sesuatu
yang harus dicari dan diperjuangkan. Jodoh itu harus dicari hingga
secocok-cocoknya, hanya sedikit sekali diantara mereka yang mengerti
bahwa cinta itu harus saling mencocokkan diri. Ada orang bijak yang
bilang, “Cinta bukanlah bagaimana mencari pasangan yang paling sempurna
tapi bagaimana menjadi yang paling sempurna untuk pasangan kita.”
Pada akhirnya pacaran memang sama juga seperti sekolah yang kukatakan di
awal tadi. Jika kamu rajin bertanya pada mereka yang sudah bekerja,
mereka akan memberitahumu banyak yang mereka pelajari di sekolah tidak
ada gunanya sama sekali di dunia kerja dan banyak yang dibutuhkan di
dunia kerja malah tak mereka pelajari sama sekali di sekolah dulu.
Mereka akan memberitahumu bahwa semua yang kau butuhkan di dunia kerja
akan kau pelajari saat training atau singkat cerita sekolah itu tidak
berguna sama sekali. Begitu juga dengan pacaran.
Coba tanya pada orang-orang yang sudah menikah, merekalah yang tahu
pasti bahwa pacaran memang tidak ada gunanya. Mereka akan memberitahumu
bahwa banyak hal yang harus mereka cocokkan ulang ketika mereka menikah.
Masing-masing akan merasa seperti baru mengenal ulang pasangannya
masing-masing. Semua pencocokan di masa pacaran itu seperti tidak ada
gunanya.
Seperti juga lagu-lagu hits internasional yang biasa kalian unduh dan
dengar. Aku tidak yakin kalian langsung menyukai semuanya saat pertama
kali mendengar. Ada sebagian lagu yang butuh pembiasaan sampai kalian
menyukainya. Lihat kan? Semua ini hanya perlu pembiasaan.
Jadi janganlah sekali-kali pungkiri itu. Sekarang di dunia ini tidak ada
lagi yang namanya batasan hijab bagi laki-laki dan perempuan. Kamu yang
pacaran pun pasti pernah menyukai dua orang dalam waktu yang sama,
hanya saja mungkin kamu menahan diri.
Janganlah pungkiri karena hatimu tidak bisa berbohong, kamu akan
menyukai siapapun yang sering muncul di depan matamu. Itu sebabnya dalam
islam hubungan antara laki-laki dan perempuan dilarang. Sungguh
menyakitkan rasanya jika harus menikahi orang yang di hatinya masih
membekas cinta kepada orang lain di masa lalunya. (Itulah yang dicegah
oleh agama Islam)
Lagian ngapain juga sih pacaran, mau nyeleksi gitu? Terus kalau gak
lolos seleksi mau kamu buang gitu? Kalau gitu sih, yang ada cuma
nambah-nambah mantan dan penyesalan doang kali. Kebayang nggak kalau
kamu harus menikah sama orang yang mantannya banyak? Yang pasti sangat
melelahkan, belum lagi bekas luka dan cinta yang sulit hilangnya, uihh..
gak ada enaknya deh kayaknya.
Pada akhirnya kamu harus tahu bahwa cinta yang kamu tanam sekarang ini
akan seperti perjuangan sia-sia ketika kamu menikah nanti. Karena pada
saat itu kamu harus mengulang semuanya dari awal lagi. Dan semua
kerugian itu belum ada apa-apanya jika aku menceritakan betapa ruginya
seorang perempuan yang telah dibeli pacarnya dengan boneka, minyak
wangi, dan makan malam.
Jadi sekarang aku tanya, siapa yang serius ingin menjadi pasangan terbaik
dan siapa yang ingin main-main dulu? Soalnya tujuanku menulis disini
cuma dua. Kalau pun aku tidak berhasil membuatmu putus dengan pacarmu,
setidaknya aku membuat kamu sadar bahwa pacaran yang kamu lakukan
bukanlah demi sebuah tujuan mulia untuk menyambut pernikahan, tapi hanya
sekadar main-main dan memperturutkan hawa nafsu belaka. Ya kan?
Jadi gimana mau sadar sekarang? Atau nanti tunggu menyesal? Karena waktu tak bisa diputar