Jilbab "ANDILAU" (antara dilema dan galau)
1. Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab!Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini;
Pertama, apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam?
Dengan
alami ia berkata, “Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah!”
Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah! Yang
menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam
beserta seluruh hukumnya.
Kedua, kami menanyakan; Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam?
Apabila
saudari ini jujur dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; “Ya,
itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan
merupakan sunnah Rasulullah SAW yang suci.”
Jadi kesimpulannya
disini, apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa
ia tidak melaksanakan hukum dan perintah-Nya?
2. Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia.
Rasulullah
SAW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; “Tiada kepatuhan kepada
suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah SWT.” (H.R Ahmad)
Sesungguhnya,
status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat tinggi dan
terhormat. Dalam sebuah ayat disebutkan; “Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan- Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada
kedua orang Ibu Bapak . . “ (QS. An-Nisa:36).
Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT.
Allah berfirman;
“dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya…( QS. Luqman : 15)”
Berbuat tidak patuh terhadap orangtua
dalam menjalani perintah Allah SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat
seenaknya terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka
sepenuhnya.
Allah berfirman di ayat yang sama; “dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.”
Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu???
3. Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.Saudari
ini mungkin satu diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau
sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatasnamakan lingkungan
pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab.
Kita akan memulai dengan menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur.
“Apakah
anda tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak
diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan
hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahuinya?
Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan tenagamu untuk
melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia ini, bagaimana
mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak mempelajari
hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan kematianmu?”
Bukankah
Allah SWT telah berfirman; “maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui (Q.S An-Nahl : 43).
Belajarlah
untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus keluar
rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT
daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari
pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita.
Saudariku
tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam menjalani
sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan kebaikan siap
membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala permasalahan mudah
untukmu.
Bukankah Allah SWT telah berfirman; “Barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. .”(QS.
AtTalaq :2-3).
Kedudukan dan kehormatan adalah sesuatu yang
ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian
yang kita kenakan, warna yang mencolok, dan mengikuti trend yang sedang
berlaku. Kehormatan dan kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah
SWT dan Rasul-Nya SAW, dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni.
Dengarkanlah
kalimat Allah; “sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di
sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu..”(QS.
Al-Hujurat:13) .
Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan mencari
kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang sedikit pada
benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu.
4. Udara di daerah
saya amatlah panas dan saya tidak dapat menahannya. Bagaimana mungkin
saya dapat mengatasinya apalagi jika saya memakai jilbab?Allah
SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan; “api neraka jahannam itu
lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka mengetahui.. “ (Q.S
At-Taubah : 81)
Bagaimana mungkin kamu dapat membandingkan panas
di daerahmu dengan panas di neraka jahannam? Sesungguhnya saudariku,
syetan telah mencoba membuat tali besar untuk menarikmu dari panasnya
bumi ini kedalam panasnya suasana neraka. Bebaskan dirimu dari
jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya matahari sebagai anugerah,
bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa intensitas hukuman dari
Allah SWT akan jauh lebih berat dari apa yang kau rasakan sekarang di
dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah SWT dan berlindunglah dari
hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat; “mereka tidak merasakan
kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang
mendidih dan nanah” (QS. AN-NABA 78:24-25).
Kesimpulannya, surga
yang Allah SWT janjikan, penuh dengan cobaan dan ujian. Sementara jalan
menuju neraka penuh dengan kesenangan, nafsu dan kenikmatan.
5.
Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari saya akan
melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang yang begitu.Kepada
saudari itu saya berkata, “apabila semua orang mengaplikasikan logika
anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya pada
akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima waktu karena mereka
takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu. Mereka akan
meninggalkan
puasa di bulan Ramadhan, karena mereka takut tidak dapat menunaikan
satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan seterusnya. Tidakkah kamu
melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi dan memblokade petunjuk
bagimu? Allah SWT menyukai ketaatan yang berkesinambungan walaupun hanya
suatu ketaatan yang sangat kecil atau dianjurkan. Lalu bagaimana dengan
sesuatu yang benar-benar diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai
jilbab?
Rasulullah SAW bersabda; “Perbuatan yang paling dicintai
Allah adalah perbuatan mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain
anggap kecil.”
Mengapa kamu saudariku, tidak melihat alasan
mereka yang dibuat-buat untuk menanggalkan kembali jilbab mereka dan
menjauhi mereka? Mengapa tidak kau buka tabir kebenaran dan berpegang
teguh padanya? Allah SWT sesungguhnya telah berfirman; “maka kami
jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan
bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa” (QS. AL BAQARAH 2:66)
Kesimpulannya,
apabila kau memegang teguh petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau
tidak akan meninggalkan sekali pun perintah Allah SWT setelah kau
melaksanakannya.
6. Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.Saudariku,
suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab dan
membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan hukum
dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang berharga sejak semula.
Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi dan
menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe suami
seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga
Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada Allah
SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia kini dan
bahkan di akhirat nanti.
Allah SWT bersabda; “dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta” (QS. TAHA 20:124)
Pernikahan
adalah sebuah pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT kepada siapa
saja yang Ia kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata menikah
sementara mereka yang tidak memakai jilbab tidak?
Apabila kau,
saudariku tersayang, mengatakan bahwa ketidak-tertutupanmu kini adalah
suatu jalan menuju sesuatu yang murni, asli, yaitu pernikahan. Tidak ada
ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan yang murni, tidak akan tercapai
melalui jalan yang tidak murni dan kotor dalam Islam. Apabila tujuannya
bersih dan murni, serta terhormat, maka jalan menuju kesana pastilah
harus dicapai dengan bersih dan murni pula. Dalam syariat Islam kita
menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai sesuatu, tergantung dari
peraturan yang ada untuk mencapai tujuan tersebut.
Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang didasari oleh dosa dan kebodohan
7.
Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT : “dan
terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan
bersyukur)”( QS.Ad-Dhuhaa 93: 11). Bagaimana mungkin saya menutupi
anugerah Allah berupa kulit mulus dan rambutku yang indah?Jadi
saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung
kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia meninggalkan tafsir
sesungguhnya di belakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya.
Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak
mengikuti ayat : “janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang
nampak daripadanya” (QS An-Nur 24: 31] dan sabda Allah SWT: “katakanlah
kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya..” (QS Al-Ahzab 33:59).
Dengan
pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri
bagi dirimu, yang sesungguhnya telah dilarang oleh Allah SWT, yang
disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah SWT bagi
kita adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab.
Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu
ini?
Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?
8. Saya
tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan memakainya bila saya
sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk oleh-Nya.Saya
bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia lakukan
selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang dia
katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat bijak-Nya
menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu. Itulah mengapa orang
yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan sebagainya.
Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan usahanya
mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya,
berdoa,
sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6 “Tunjukilah kami jalan yang
lurus” serta berkumpul mencari pengetahuan kepada muslimah-muslimah lain
yang lebih taat dan yang menurutnya telah diberi petunjuk dengan
menggunakan jilbab?
Kesimpulannya, apabila saudariku ini
benar-benar serius dalam mencari atau pun menunggu petunjuk dari Allah
SWT, dia pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju pencariannya itu.
9. Belum
waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk memakainya. Saya
pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan umur dan setelah
saya pergi haji.Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan
menunggu di pintumu kapan saja Allah SWT berkehendak. Sayangnya,
saudariku, kematian tidak mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia
mungkin saja datang di saat kau masih dalam keadaan penuh dosa dan
ketidaksiapan.
Allah SWT bersabda; “tiap umat mempunyai batas
waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya”
(QS Al-An’aam 7:34]
Saudariku tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah SWT;
“berlomba-lombalah
kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya
seluas langit dan bumu..” (QS Al-Hadid 57:21)
Saudariku, jangan
melupakan Allah SWT atau Ia akan melupakanmu di dunia ini dan
selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi hak
jiwamu untuk mematuhi-Nya. Allah mengatakan tentang orang-orang yang
munafik, “dan janganlah kamu
seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri” (QS Al-Hashr 59: 19)
Saudariku,
memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu. Karena Allah SWT
akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan semasa mudamu, dan
setiap waktu dalam hidupmu di hari pembalasan nanti.
Kesimpulannya
, berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang
pun yang dapat menjamin kehidupannya hingga esok hari.
10. Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan digolongkan dalam kelompok tertentu! Saya benci pengelompokan!
Saudariku,
hanya ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya disebutkan dalam
Kitabullah. Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah (Hizbullah)
yang diberikan pada mereka kemenangan, karena kepatuhan mereka. Dan
kelompok kedua adalah kelompok syetan yang terkutuk (hizbush-shaitan)
yang selalu melanggar Allah SWT. Apabila kau, saudariku, memegang teguh
perintah Allah SWT, dan ternyata disekelilingmu adalah saudara-saudaramu
yang memakai jilbab, kau tetap akan dimasukkan dalam kelompok Allah
SWT. Namun apabila kau memperindah nafsu dan egomu, kau akan mengendarai
kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.
KESIMPULANTubuhmu, dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati para pria.
Model
rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap detail tubuhmu,
pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu, dan semua yang
dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan menyenangkan syetan.
Setiap
waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus semakin
menjauhkanmu dari Allah SWT dan semakin membawamu lebih dekat pada
syetan. Setiap waktu, kutukan dan kemarahan menuju kepadamu dari surga
hingga kau bertaubat.
Setiap hari membawamu semakin dekat kepada kematian.
“tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
dunia itu tidak lain dari kesenangan yang memperdayakan” (QS Ali ‘Imran
3:185).
Naikilah kereta untuk mengejar ketinggalan, saudariku,
sebelum kereta itu melewati stasiunmu. Renungkan secara mendalam,
saudariku, apa yang terjadi hari ini sebelum esok datang. Pikirkan
tentang hal ini, saudariku, sekarang, sebelum semuanya terlambat!
Hidup ini bukan sekedar permainan…