Tanpa terasa, kita dihadapkan pada fenomena sosial yang sangat langka ditemukan dalam kehidupan orang-orang berperadaban tinggi. Yaitu masyarakat yang giat berjuang dengan peluh. Sedangkan ciri masyarakat yang berperadaban rendah, adalah masyarakat yang hobinya ngeluh.
1. Ngeluh macet, tapi hobinya naik mobil pribadi terus.
2. Ngeluh banjir, tapi buang sampah sembarangan terus.
3. Ngeluh internet lemot, tapi beli paket selalu yang paling murah.
4. Ngeluh hukum dan peraturan lemah, tapi selalu mencari celah untuk melanggar.
5. Ngeluh harga pada naik, tapi hobinya belanja..shopping..wisata mall.
Dalam kehidupan perjuangan pun, kita akan menemukan fakta;
- Hobi mengeluhkan demokrasi, tapi menikmatinya terus.
- Hobi mengeluhkan tidak diterapkan sistem syariah, tapi fondamen dasar yang fundamental syariah dilanggar.
- Hobi mengeluhkan produk-produk non Islam, tapi majalah, buletin, buku dicetak di non Islam.
- Hobi mengeluhkan maraknya bid'ah, khurafat, takhayyul, tapi hobi mengkafirkan-menganggap nifak-mengelompokkan orang-orang Islam yang hendak taubat.
- Hobi mengeluhkan penerimaan masyarakat terhadap dakwah Islam. Tapi hobinya membodoh-bodohkan umat.
Maka wajar, AKP Turki yang masih belia. 15 tahun kemudian, sukses memimpin negara. Berkat peluhnya,
- Di saat harakah ngeluh mengeluhkan ekonomi ribawi, AKP sukses membuat mata uang menguat.
- Di saat harakah ngeluh mengeluhkan ekonomi kapitalisme dan IMF, AKP sukses membuat negara tanpa hutang.
- Di saat harakah ngeluh mengeluhkan perhatian terhadap umat Islam yang dilanda derita, AKP sukses menjadikan negara Turki paling dermawan memberi donasi dan menjadi negara paling perhatian terhadap pengungsi.
- Di saat harakah ngeluh mengeluhkan penerapan syariat, AKP sukses mencabut larangan berjilbab, larangan adzan, dan mengembalikan masjid-masjid dipenuhi jamaah baru sebanyak 19 juta jamaah.
- Di saat harakah ngeluh mengeluhkan perhatian tehadap Gaza, AKP Turki sukses mengirimkan pesawat, ratusan kontainer bantuan, kapal pengangkut listrik terapung untuk Gaza.
AKP Turki pasti belum 100 %. Tapi harakah ngeluh nampaknya sulit meraih 0, 1 % dari pencapaian AKP Turki. Loyang dan emas selalu beda!